Thursday, October 28, 2010 | By: Asram Noordin

Kubur Tempat Tercantik!!!

Suatu malam Imam Ibrahim bin Adham sedang berada di luar rumah. Seorang askar yang menunggang kuda dan pasukannya berkhemah di sekitar tempat itu dan kebetulan mendapat cuti, datang mendekatinya, lalu bertanya: “Hai orang tua, di daerah ini, di manakah ada tempat bersenang-senang, tempat yang paling indah?”
Ibrahim bin Adham mendonggakan kepala dan bertanya balik “Tuan menanyakan pendapat saya?”
“Ya!”.Jawab askar itu.
“Tempat yang tuan maksudkan itu terletak di sana, di seberang rumah saya.” Jawab Ibrahim bin Adham sambil menunjukkan ke arah tanah perkuburan.
“Yang mana?” tanya askar itu kebingungan.
“Itu, di seberang sana!”. Ibrahim bin Adham sekali lagi menunjukkan ke arah yang sama.
“Yang mana?……kuburan itu?” tanya askar itu lagi.
“Ya, betul. Tempat yang paling indah untuk bersenang-senang menurut pendapat saya adalah kuburan”. Jawab Ibrahim bin Adham
“Kurang ajar”, kata askar itu marah. Tapi ia belum berani bertindak lebih jauh, takut kalau-kalau orang tua itu seorang yang berpangkat tinggi. Jadi ia bertanya: “Siapakah kamu hai orang tua?”.
“Saya hanyalah seorang hamba” Jawab Ibrahim bin Adham
“Keparat!” teriak askar itu sambil menendang Ibrahim bin Adham.
Kemudian Ibrahim bin Adham di seret ke perkhemahannya dan diadukan kepada atasannya dengan tuduhan telah mempermainkan dan menghina tentera.
Namun alangkah hairannya askar itu melihat atasannya sangat menghormati orang tua tersebut kerana ia memang mengenali Ibrahim bin Adham sebagai seorang alim yang amat berpengaruh.
Walau bagaimanapun, ketua tentera dengan nada penyesalan dan kekecewaan berkata: “Saya menyayangkan sikap tuan selaku orang alim, mengapa mempermainkan anak buah saya?”.
Ibrahim Adham bertanyakan tidak mengerti: “Mempermainkan anak buahmu?. Dalam hal apa?”
“Ia menanyakan tempat bersenang-senang yang paling indah. Kenapa tuan menunjukkan tanah perkuburan?”
“Hah!, ia menanyakan pendapat saya. Tentu sahaja tempat bersenang-senang buat orang tua seperti saya hanyalah di tanah perkuburan. Apakah seumur hidup saya ini masih dapat mencari kesenangan di tempat-tempat hiburan?.
Pengawal tentera itu terperangah. Terpaksalah ia mengakui, Ibrahim bin Adham telah memberikan jawapan yang tepat. Tapi ia masih kurang senang. Hingga ia bertanya lagi; “Andaikata tuan menerangkan dengan jujur siapa tuan sebenarnya, pasti anak buah saya takkan menendang serta mengheret tuan ke mari.”
“Maksudmu?”. Tanya Ibrahim bin Adham
“Mengapa tuan mengatakan bahawa tuan hanya seorang hamba?”
“Apakah salah saya? Dia bertanyakan saya siapa. Jadi siapakah saya ini kecuali seorang hamba Allah?. Kau, aku, dia dan kita semua, bukankah cuma hamba-hamba Allah belaka? Nama, pangkat dan kedudukan hanyalah buat sementara, yang tidak dapat menghilangkan kenyataan bahawa kita adalah hamba Allah”.
Makin terperosok pegawai itu ke dalam kebenaran yang pahit. Ia tak dapat mengelak bahawa semua dalih dan penjelasan Ibrahim bin Adham adalah kejujuran paling tuntas dari seorang alim yang tawakal.
Akhirnya dengan sedih ia berkata: “Kalau begitu, maafkanlah kekurang ajaran anak buah saya yang telah menendang dan menyeret tuan ke mari”.
Ibrahim bin Adham dengan wajah polos menjawab: “Tidak perlu meminta maaf dan tidak perlu memaafkan. Sepatutnya sayalah yang harus mengucapkan terima kasih kepadanya”.
“Ah, sekeras itukah hati tuan sehingga tidak mahu memberi maaf?”
“Bagaimanakah saya harus memberi maaf jika dia tidak perlu minta maaf?. Mengapa dia mesti minta maaf padahal dia telah membantu saya mengurangi dosa-dosa saya, melipatgandakan simpanan pahala saya dan menyebabkan doa saya pasti dikabulkan Allah S.W.T?”
“Maksud tuan?” Tanya pegawai tentera itu kebingungan.
Saya tidak bersalah tetapi dia telah menganiaya saya. Bererti saya termasuk orang yang dianiaya. Tidakkah engkau pernah mendengar bahawa dosa orang yang dianiaya akan dihapuskan dan doanya pasti dikabulkan?”
Dengan penjelasan ini, komandan tentera makin tidak dapat menjawab. Ia hanya berjanji dalam hati untuk memarahi anak buahnya supaya bersikap lebih hormat kepada rakyat jelata.
Tuesday, October 26, 2010 | By: Asram Noordin

Ape Istimewanya Wanita ini Sebenarnya????

Keistimewaan Wanita : Syahid karena mati hamil
Sumbangan abu_muaz pada Monday, June 21 @ 12:38:37 MYT

Dari Jabir bin 'Atik, Rasulullah saw. bersabda: "Mati syahid ada tujuh, selain mati terbunuh dalam perang fii sabilillah, yaitu: (1) mati karena penyakit tha'un, (2) mati karena tenggelam, (3) mati karena penyakit lambung, (4) mati karena sakit perut, (5) mati karena terbakar, (6) mati karena tertimpa reruntuhan, dan (7) perempuan yang mati karena hamil/melahirkan." (HR.Ahmad, Abu Dawud, Nasa'i, dan Malik)
Rasulullah saw. menjelaskan betapa istimewanya nasib wanita yang hamil jika dia meninggal dalam masa hamilnya. Allah memberikan jaminan kepada yang bersangkutan mendapatkan surga sebagaimana janji yang Allah berikan kepada kaum laki-laki yang mati syahid di medan perang untuk membela agama Allah. Kedudukan yang demikian tinggi bagi wanita yang meninggal saat melahirkan menunjukkan betapa besar harkat yang Allah dan Rasul-Nya berikan kepada kaum wanita.
Kaum wanita mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam pengembangbiakan jenis manuasia yang Allah tempatkan di muka bumi ini. Pengembangbiakan hanya dapat berjalan secara wajar melalui kehamilan kaum wanita dari suami-suami mereka. Kesediaan kaum wanita untuk hamil dengan resiko yang sangat tinggi layak sekali, bahkan sudah seharusnya mendapatkan balasan yang besar pula dari Allah. Balasan yang seimbang dengan resiko yang dipikul oleh kaum wanita yang hamil adalah surga di akhirat kelak.
Kaum wanita muslim seharusnya menyadari bahwa kehamilan mempunyai fungsi yang sangat strategis karena alasan berikut:

1. Dengan kehamilan, manusia mengemban amanat Allah untuk mengembangbiakkan jenis manusia yang Allah tempatkan di muka bumi ini sebagaimana Allah firmankan dalam QS. An-Nisaa'(4):1
"Wahai manusia, taatlah kepada Tuhan kalian yang telah menciptakan kalian dari satu diri dan Dia menciptakan dari satu diri itu pasangannya dan dari mereka berdua Dia kembang biakkan laki-laki dan wanita yang banyak..."

2. Kehamilan merupakan buah dari penyaluran dorongan seksual laki-laki dan wanita secara bersih dan sehat pada tempat yang telah Allah siapkan bagi tumbuhnya benih baru manusia. Dengan demikian, pergaulan antara laki-laki dan wanita terikat dalam satu tanggung jawab yang pasti untuk membangun kehidupan yang dikehendaki olah Allah

3. Kehamilan menyempurnakan sifat kewanitaan seorang wanita karena dengan kehamilan itu ia dapat merasakan proses memelihara anak yang ada di dalam kandungan yang kelak akan lahir ke bumi. Anak-anak ini memerlukan pelindungan, pemeliharaan, kasih sayang, asuhan, dan didikan secara terus menerus dan tanpa kenal lelah. Untuk itu, perlulah wanita memiliki pengalaman dengan penuh penderitaan dalam menghayati proses kejadian manusia supaya kelak setelah anaknya lahir dapat melindunginya dengan sempurna. Dengan penghayatan, pengalaman, dan penderitaan yang selalu melekat pada diri wanita yang hamil, tumbuhlah perasaan kasih sayang yang sangat mendalam kepada putra-putrinya sehingga mereka terus didampingi dan diharapkan pada tujuan hidup yang berbahagia

Karena alasan-alasan inilah Allah memberikan kelebihan kepada kaum wanita sehingga bila ia mati dalam masa hamilnya, ia mendapatkan keistimewaan yang luar biasa dihadapan Allah. Ia menjadi seorang syahid yang mendapatkan jaminan surga. Akan tetapi, bila kehamilannya dari hasil zina, matinya saat hamil atau melahirkan ini adalah mati sia-sia.

A LoVe LettEr FrOm AllaH.....

                  
                You will be happy that you read this all the way through.
As you got up this morning, I watched you, and hoped you would talk to me, even if it was just a few words, asking my opinion or thanking me for something good that happened in your life yesterday. But I noticed you were too busy, trying to find the right outfit to wear. When you ran around the house getting ready, I knew there would be a few minutes for you to stop and say hello, but you were too busy. At one point you had to wait, fifteen minutes with nothing to do except sit in a chair. Then I saw you spring to your feet. I thought you wanted to talk to me, but you ran to the phone and called a friend to get the latest gossip instead. I watched patiently all day long. With all your activities I guess you were too busy to say anything to me.
          I noticed that before lunch you looked around, may be you felt embarrassed to talk to me, that is why you didn't bow your head. You glanced three or four tables over and you noticed some of your friends talking to me briefly before they ate, but you didn't. That's okay. There is still more time left, and I hope that you will talk to me yet. You went home and it seems as if you had lots of things to do. After a few of them were done, you turned on the TV. I don't know if you like TV or not, just about anything goes there and you spend lot of time each day in front of it not thinking about anything, just enjoying the show. I waited patiently again as you watched the TV and ate your meal, but again you didn't talk to me.
           Bedtime I guess you felt too tired. After you said good night to your family you popped into bed and fell asleep in no time. That's okay because you may not realize that I am always there for you. I've got patience, more than you will ever know. I even want to teach you how to be patient with others as well.  

          I love you so much that I wait everyday for a nod, prayer or thought or a thankful part of your heart. It is hard to have a one-sided conversation. Well, you are getting up once again. And once again I will wait, with nothing but love for you. Hoping that today you will give me some time. Have a nice day!
  

Your friend, ALLAH